Telah aku bawakan ilalang-ilalang yang kau pesan,

Puan..

Kuambil dari kumpulannya yang telah menjulang, sebagai atap hunian kita.

Seperti inginmu.

Rumah kayu dari pohon hasil tanam nenek moyang berdiri kokoh di tengah huma milik kita.

Setiap pagi menikmati kabut-kabut bukit yang belajar berlari, dengan ceria menuruni lembah-lembah.

Dan pada hamparan sawah-sawah yang siap tanam, bangau-bangau begitu senang beterbangan mencari yang mereka inginkan.

Ini sarang-sarang lebah aku buat dari sisa-sisa balok hasil tebang hutan, hujan berjajar di antara taman bunga yang kau buat sederhana di halaman belakang.

Lihatlah Puan, setiap sore anak-anak berlarian, bercanda penuh riang dengan kupu-kupu aneka warna, juga belalang yang beterbangan sebelum senja datang.

Jagung bakar dan ubi jalar dari hasil kebun kita, dan segelas kopi yang kau seduhkan adalah teman setia dalam kelakar-kelakar menikmati malam.

Sebelum esok kembali tersenyum pada perjalanan hidup kita ....

***