» » Syair Perahu

Syair Perahu

syair nasehat/syair agama
Syair Agama, Syair Perahu Karya Ulama dan Budayawan Ternama Syeikh Hamzah Fansuri foto koleksi google


Syair Agama, Syair Perahu Karya Ulama dan Budayawan Ternama Syeikh Hamzah Fansuri

Assallamuallaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh. Selamat pagi salam sejahtera untuk kita semua.

Sebelum saya bagikan Syair Agama, Syair Perahu karya Ulama dan Budayawan Ternama Syeikh Hamzah Fansuri ada baiknya kita sedikit tahu tentang siapa beliau ini. Karena ada pepatah yang mengatakan "Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta." Yuk kita sama-sama cari tahu tentang Syeikh Hamzah Fansuri ini.

Syeikh Hamzah Fansuri adalah : cendekiawan, ulama tasawuf, dan budayawan ternama yang hidup dipertengahan abad ke-16 sampai awal abad ke-17.

Gelar atau takhallus di belakang nama kecilnya menunjukkan ahli puisi dan ilmu suluk ini berasal dari Fansur (sebutan orang-orang Arab terhadap Barus) sekarang sebuah kota kecil di pantai barat Sumatra yang terletak antara kota Sibolga dan Singkel.

Sampai abad ke-16 Fansur merupakan pelabuhan dagang penting yang dikunjungi para saudagar dan musafir dari negeri-negeri jauh.

Namun bukti-bukti tertulis yang menyatakan kapan, dimana sebenarnya Syeikh Hamzah Fansuri lahir dan wafat, serta di mana pula jasadnya dimakamkan tak dijumpai sampai sekarang. Ada sumber yang menyebutkan makam Syeikh Hamzah Fansuri ada dibeberapa tempat.

Ada yang menemukan makam Syeikh Hamzah Fansuri di Ujong Pancu Aceh, ada juga yang menemukan di Subussalam Aceh. Ada juga yang berpendapat Syeikh Hamzah Fansuri dimakamkan di Mekah yaitu pemakaman Babul Ma'la. Babul Ma'la adalah pemakaman elit di Mekah yaitu komplek pemakaman keluarga nabi (Khadijah ra, Aisyah ra, Fatimah ra) dan sahabat nabi lainnya. Ini karena kebesaran dan pengaruhnya dimasa itu yaitu abad XV.

Tetapi dari syair dan dari namanyalah menunjukkan bahwa beliau lama berdominasi di Fansur, dekat Singkel, sehingga beliau dan turunan beliau diberi gelar Fansur.

Para ahli cenderung memahami dari syair-syairnya bahwa Hamzah Fansuri lahir di tanah Syahmawi, tetapi tidak ada ditemukannya indentitas dari tanah Syahmawi itu. Hanya ada petunjuk dari tanah Aceh sendiri, ada yang mengarah ke tanah Siam, dan bahkan ada sarjana negeri Persia menyebut tanah Aceh dengan nama Syamawi.

Dalam buku Hamzah Fansuri Penyair Aceh, Prof. A. Hasymi menyebutkan Syeikh Hamzah Fansuri hidup dimasa pemerintahan Sultan Alaidin Riayat Syah IV Saiyidil Mukammil (997-1011 H-1589-1604 M) sampai ke permulaan pemerintahan Sultan Iskandar Muda Darma Wangsa Mahkota Alam (1016-1045 H-1607-1636 M).

Dari berbagai sumber menyebutkan bahwa Syeikh Hamzah al-Fansuri telah banyak mempelajari berbagai ilmu.

Beliau tidak hanya belajar di Aceh, beliau juga mengembara ke pelbagai tempat, di antaranya ke Banten (Jawa Barat), bahkan beliau pernah mengembara keseluruh tanah Jawa, Semenanjung Tanah Melayu, India, Parsi dan Arab.

Syeikh Hamzah Fansuri sangat mahir dalam ilmu-ilmu fikih, tasawuf, falsafah, mantiq, ilmu kalam, sejarah, sastra dan lain-lain.

Dalam bidang bahasa beliau menguasai seluruh sektor ilmu Arabiyah, fasih dalam ucapan bahasa Arab, pandai berbahasa Urdu, Parsi, Melayu dan Jawa.

Berikut judul-judul syair karya budayawan dan ulama ternama Syeikh Hamzah Fansuri yang terkenal dalam kesusasteraan Melayu dan Indonesia :

a. Syair burung pingai

b. Syair dagang
c. Syair pungguk

d. Syair sidang faqir

e. Syair ikan tongkol

f. Syair perahu

******************************

Syair Perahu ini termasuk ke dalam syair agama. Untuk lebih memahaminya cobalah baca dengan seksama sungguh ini maha karya yang sangat luar biasa.

Hem .... Bagaimana? Apakah ingin membacanya? Bacalah! Semoga bisa diambil khikmahnya.

SYAIR PERAHU Karya : Syeikh Hamzah Fansuri

Inilah gerangan suatu madah mengarangkan syair terlalu indah, membetuli jalan tempat berpindah, di sanalah i'tikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu, ialah perahu tamsil tubuhmu, tiadalah berapa lama hidupmu, ke akhirat jua kekal diammu.

Hai muda arif-budiman, hasilkan kemudi dengan pedoman, alat perahumu jua kerjakan, itulah jalan membetuli insan.

Perteguh jua alat perahumu, hasilkan bekal air dan kayu, dayung pengayuh taruh di situ, supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar, angkatlah pula sauh dan layar, pada beras bekal jantanlah taksir, niscaya sempurna jalan yang kabir.

Perteguh jua alat perahumu, muaranya sempit tempatmu lalu, banyaklah di sana ikan dan hiu, menanti perahumu lalu dari situ.

Muaranya dalam, ikanpun banyak, di sanalah perahu karam dan rusak, karangnya tajam seperti tombak ke atas pasir kamu tersesak.

Ketahui olehmu hai anak dagang riaknya rencam ombaknya karang ikanpun banyak datang menyarang hendak membawa ke tengah sawang.

Muaranya itu terlalu sempit, di manakan lalu sampan dan rakit jikalau ada pedoman dikapit, sempurnalah jalan terlalu ba'id.

Baiklah perahu engkau perteguh, hasilkan pendapat dengan tali sauh, anginnya keras ombaknya cabuh, pulaunya jauh tempat berlabuh.

Lengkapkan pendarat dan tali sauh, derasmu banyak bertemu musuh, selebu rencam ombaknya cabuh, La ilaha illallahu akan tali yang teguh.

Barang siapa bergantung di situ, teduhlah selebu yang rencam itu pedoman betuli perahumu laju, selamat engkau ke pulau itu.

La ilaha illallahu jua yang engkau ikut, di laut keras dan topan ribut, hiu dan paus di belakang menurut, pertetaplah kemudi jangan terkejut.

Laut Silan terlalu dalam, di sanalah perahu rusak dan karam, sungguhpun banyak di sana menyelam, larang mendapat permata nilam.

Laut Silan wahid al kahhar, riaknya rencam ombaknya besar, anginnya songsongan membelok sengkar perbaik kemudi jangan berkisar.

Itulah laut yang maha indah, ke sanalah kita semuanya berpindah, hasilkan bekal kayu dan juadah selamatlah engkau sempurna musyahadah.

Silan itu ombaknya kisah, banyaklah akan ke sana berpindah, topan dan ribut terlalu 'azamah, perbetuli pedoman jangan berubah.

Laut Kulzum terlalu dalam, ombaknya muhit pada sekalian alam banyaklah di sana rusak dan karam, perbaiki na'am, siang dan malam.

Ingati sungguh siang dan malam, lautnya deras bertambah dalam, anginpun keras, ombaknya rencam, ingati perahu jangan tenggelam.

Jikalau engkau ingati sungguh, angin yang keras menjadi teduh tambahan selalu tetap yang cabuh selamat engkau ke pulau itu berlabuh.

Sampailah ahad dengan masanya, datanglah angin dengan paksanya, belajar perahu sidang budimannya, berlayar itu dengan kelengkapannya.

Wujud Allah nama perahunya, ilmu Allah akan [dayungnya] iman Allah nama kemudinya, "yakin akan Allah" nama pawangnya.

Taharat dan istinja nama lantainya, kufur dan masiat air ruangnya, tawakkul akan Allah jurubatunya tauhid itu akan sauhnya.

Salat akan nabi tali bubutannya, istigfar Allah akan layarnya, AllahuAkbar nama anginnya, subhanAllah akan lajunya.

Wallahu a'lam nama rantaunya, iradat Allah nama bandarnya, kudrat Allah nama labuhannya, surga jannatan naim nama negerinya.

Karangan ini suatu madah, mengarangkan syair tempat berpindah, di dalam dunia janganlah tam'ah, di dalam kubur berkhalwat sudah.

Kenali dirimu di dalam kubur, badan seorang hanya tersungkur dengan siapa lawan bertutur? di balik papan badan terhancur.

Di dalam dunia banyaklah mamang, ke akhirat jua tempatmu pulang, janganlah disusahi emas dan uang, itulah membawa badan terbuang.

Tuntuti ilmu jangan kepalang, di dalam kubur terbaring seorang, Munkar dan Nakir ke sana datang, menanyakan jikalau ada engkau sembahyang.

Tongkatnya lekat tiada terhisab, badanmu remuk siksa dan azab, akalmu itu hilang dan lenyap, ....

Munkar dan Nakir bukan kepalang, suaranya merdu bertambah garang, tongkatnya besar terlalu panjang, cambuknya banyak tiada terbilang.

Kenali dirimu, hai anak dagang! di balik papan tidur telentang, kelam dan dingin bukan kepalang, dengan siapa lawan berbincang?

La ilaha illallahu itulah firman, Tuhan itulah pergantungan alam sekalian, iman tersurat pada hati insap, siang dan malam jangan dilalaikan.

La ilaha illallahu itu terlalu nyata, tauhid ma'rifat semata-mata, memandang yang gaib semuanya rata, lenyapkan ke sana sekalian kita.

La ilaha illallahu itu janganlah kau permudah-mudah, sekalian makhluk ke sana berpindah, da'im dan ka'im jangan berubah, khalak di sana dengan La ilaha illallahu.

La ilaha illallahu itu jangan kaulalaikan, siang dan malam jangan kau sunyikan, selama hidup juga engkau pakaikan, Allah dan rasul juga yang menyampaikan.

La ilaha illallahu itu kata yang teguh, memadamkan cahaya sekalian rusuh, jin dan syaitan sekalian musuh, hendak membawa dia bersungguh-sungguh.

La ilaha illallahu itu kesudahan kata, tauhid ma'rifat semata-mata. hapuskan hendak sekalian perkara, hamba dan Tuhan tiada berbeda.

La ilaha illallahu itu tempat mengintai, medan yang kadim tempat berdamai, wujud Allah terlalu bitai, siang dan malam jangan bercerai.

La ilaha illallahu itu tempat musyahadah, menyatakan tauhid jangan berubah, sempurnalah jalan iman yang mudah, pertemuan Tuhan terlalu susah.

********************************

Demikianlah sedikit tentang Syeikh Hamzah Fansuri semoga ada manfaatnya. Mohon maaf saya baru bisa membagikan satu judul syair agama karangan budayawan dan ulama ternama Syeikh Hamzah Fansuri yang berjudul Syair Perahu insyaallah lain waktu saya bisa membagikan syair karangan Syeik Hamzah Fansuri yang lainnya.

Mohon maaf bila ada khilaf dalam penulisan kata, mohon koreksinya dan saya ucapkan terimakasih.

Wassallam

Tag : Syair Agama, Syair Perahu Karya Budayawan dan Ulama Ternama Syeikh Hamzah Fansuri Syair Agama, Syair Perahu Karya Budayawan dan Ulama Ternama Syeikh Hamzah Fansuri

Judul Syair Perahu
Author Diposting Oleh : Maya-Jeni Wap's 2016-10-09 23:38:32
Rating 3 / 5
Back to posts
Facebook Comments Plugin

Share On

 
 
MAYAJENI

Teya Salat