Lamborghini Huracán LP 610-4 t
» » Cinta Bersemi Bersama Embun Pagi

Cinta Bersemi Bersama Embun Pagi

Cerpen "Cinta Bersemi Bersama Embun Pagi"

Cinta Bersemi Bersama Embun Pagi


Tio sedang berjalan memasuki halaman sekolahnya. Embun pagi masih bertengger di setiap helai daun. Bunga di taman sekolah masih basah karena embun pagi. Halaman sekolah masih nampak sepi saat itu.

Hanya ada beberapa orang siswa saja yang baru datang sebelum Tio. Sesaat kemudian Tia datang dengan tas berwarna merah di bahunya. Tia menyapa Sinta temannya yang sudah lebih dulu tiba.

"Sinta, wih! Tumben pagi banget udah stanby, haha..."

"Nah! Kamu sendiri kesiangan, hehe..." Sinta menggandeng tangan Tia berjalan menuju kelas.

Tio terpana melihat kedatangan Tia di pagi yang berembun ini. Entah mengapa Tia pagi itu sangat cantik dimata Tio. Selama ini Tio tidak begitu peduli pada siswi yang berseliweran di hadapannya, termasuk dengan siswi yang bernama Tia ini. Baginya perempuan sama saja, kecantikan menurut Tio pribadi relatif, cantik sesuai selera bisa tak cantik menurut Tio.

Tapi pagi ini Tio benar-benar terkena panah asmara. Hatinya berdegup kencang saat tatap mata tak sengaja beradu pandang dengan Tia. Tia sekilas nampak tersenyum pada Tio, hati Tio berbunga-bunga membalas senyum Tia.

Yah Tio telah jatuh cinta pada Tia pagi itu. Tio salah tingkah saat Tia menyapa. Pagi ini benar-benar perasaan Tio sangat berbeda.

"Sedang apa kak?" Tanya Tia tiba-tiba.

"Eh, ini aku sedang itu, hem.... Ini menunggu Mario." Tio mendadak terbata-bata menjawab sapaan Tia.

"Oh! Emang satu kelas dengan kak Mario ya?" Tanya Tia sambil berlalu meninggalkan Tio yang masih kikkuk berhadapan dengan Tia dan teman-temannya.

"Hem... Hai tunggu!" Panggil Tio pada Tia yang berada dua langkah dari hadapannya.

"Ada apa kak? Tanya Tia tanpa mendekat.

"Oh! Ti.... Tidak! Tidak...Nanti saja." Kata Tio kembali dengan nada suara terbata-bata.

"Ya sudah!" Tia bergabung dengan teman-temannya yang sudah menjauh tiga langkah darinya menuju kelas.

Bel sekolah berbunyi bertanda pelajaran segera dimulai. Jam pelajaran dimulai, tapi bayangan wajah Tia terus mengganggu Tio. Rasanya waktu begitu lambat berjalan hingga sampai jam istirahat sekolah.

Akhirnya tak satu pelajaranpun yang bisa diserap oleh Tio. Tio benar-benar kasmaran. Tia telah berhasil mencuri hati Tio. Tio sangat ingin bertemu dan mengutarakan rasa cintanya ini pada Tia.

Tio sebelumnya belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Ya Tio belum pernah jatuh cinta. Ia gelisah dengan perasaannya ini. Cinta pertama bersemi di pagi berembun dan mengusik hati Tio.

Tio menulis satu bait puisi untuk Tia yang akan disampaikanya pada Tia saat istirahat sekolah nanti.

Mentari pagi sehangat senyummu
Merekah indah menebar pesona
Lukisan pagi memberi rindu
Tertawan rasa tak pernah kusangka


Tio


Bel istirahat berbunyi. Tio bergegas keluar kelas. Pandangan matanya menyapu seluruh halaman sekolah. Ya Tio mencari dimana Tia berada.

Tia sedang asik bercanda dengan Sinta temannya di taman sekolah. Tanpa menunggu perintah kaki Tio mendekati Tia dan Sinta. Tio berusaha menenangkan detak jantungnya yang tiba-tiba dirasanya berdetak cepat dan tak beraturan.

"Hei!" Sapa Tio tiba-tiba seakan keceplosan tanpa kontrol.

"Eh! Kak Tio." Tia dan Sinta menjawab bersamaan seakan ada yang memandu.

"Nggak ke kantin nih?"

"Nggak kak, lagi nggak lapar." Tia menjawab.

"Tia kelas sepuluh A empat ya?" Tanya Tio sambil duduk di bangku panjang yang berhadapan dengan Tia dan Sinta.

"Iya kak."

"Tia aku ke toilet dulu ya." Sinta berdiri meninggalkan Tia dan Tio.

"Aku tunggu di sini ya." Jawab Tia.

"Sipp...!"

Cinta Bersemi Bersama Embun Pagi

Tia dan Tio terdiam sesaat. Mereka tiba-tiba tak saling bicara. Sementara Tio berusaha menahan gejolak di hatinya. Banyak kata yang ingin dia sampaikan. Tapi suaranya seakan tersekat, tertahan di pita suaranya.

Sesekali pandangan Tia menoleh ke kanan tempat Sinta yang sedang ke toilet.

"Tia, ini tadi aku tulis buat kamu." Suara Tio memecah kebisuan.

"Apa ini?"

"Kamu baca aja dulu...."

"Aku ke kelas duluan ya." Tiba-tiba suara Sinta mengagetkan Tia dan Tio.

"Tunggu Sin, aku mau ke kelas juga." Tia berdiri.

"Kak Tia ke kelas dulu ya."

"Yang tadi dibaca ya."

"Oh iya terimakasih, nanti aku baca kok..." Tia tersenyum ramah

***


Cinta Bersemi Bersama Embun Pagi

Sejak saat itu Tio dan Tia kian akrab. Tia menjadi teman curhat Tio. Begitu juga Tio menjadi teman curhat Tia. Kalau Tia kesulitan dalam pelajaran sekolah Tio dengan senang hati membantu.

Waktu terus berlalu perasaan cinta Tio pada Tia kian tumbuh. Banyak hal yang membuat Tio semakin menyukai Tia.

Hingga akhirnya Tio memberanikan diri untuk bertanya pada Tia.

"Tia,boleh tanya sesuatu ya?"

"Boleh kak, selama ini kita kan kita sering membantu, tanya aja."

"Gimana kalau kita suka sama seseorang. Hem... Maksudku aku ingin menjadi kekasihnya?"

"Menurutku, bilang aja kak, jangan ditunda-tunda ntar keburu diambil orang, hehe.."

"Tapi dia, eh maksudku perempuan itu adalah temenku sendiri."

"Cinta itu kan bisa tumbuh pada siapapun, tak terkecuali pada teman sendiri."

"Kira-kira dia marah nggak ya?"

"Cinta itu butuh keberanian untuk diutarakan, kalau kita butuh jawaban."

Hening. Keduanya terdiam. Angin bertiup membelai dedaunan. Suara canda siswa siswi terdengar bagai nyanyian indah di telinga Tio dan Tia.

"Tia, sebenarnya aku sudah lama ingin menyampaikan... Kalau aku suka sama kamu Tia, jadi perempuan yang aku maksud itu adalah kamu Tia." Suara Tio meluncur dengan mantap tanpa tersendat. Mungkin Tio telah mengerahkan seluruh energinya untuk menyampaikan perasaannya yang sudah lama terpendam.

Tia benar-benar terhenyak kaget. Dia tidak menduga kalau yang dimaksudkan Tio adalah dirinya.

Tapi Tia tak bisa menampik perasaannya bahwa Tia juga menyimpan rasa pada Tio kakak kelasnya ini.

Dengan posisi kepala menunduk Tia seakan menyembunyikan wajahnya yang merona merah jambu. Tia hanya mampu menjawab dengan anggukan kepala saja. Dia tak sanggup menjawab dengan kata-kata. Tapi jawaban itu sudah cukup bagi Tio. Tio bisa memahami perasaan Tia. Tio tahu kalau Tia menerima cintanya.

Tia merasa bagai terbang keangkasa biru. Bunga mekar di taman hati disiram embun pagi. Tangan Tia dingin dan gemetar merasa hangat dalam genggaman kekar tangan Tio.

Cinta Bersemi Bersama Embun Pagi

***


SEKIAN

Tags: Cerpen
Judul Cinta Bersemi Bersama Embun Pagi
Author Diposting Oleh : Maya-Jeni Wap's 2016-10-10 19:27:54
Rating 3 / 5
Back to posts
Facebook Comments Plugin

Share On

 
 
MAYAJENI