Teya Salat
» » Wanita Di Dermaga

Wanita Di Dermaga

Cerpen Edition Wanita Di Dermaga

Wanita Di Dermaga


Sore di sebuah pelabuhan. Seorang wanita usianya mungkin sekitar tiga puluh lima tahun. Dia berdiri di dekat tiang lampu yang ada di bagian tengah dermaga. Dengan mantel wol berwarna merah yang melindunginya dari hembusan angin laut sore itu. Sepertinya wanita itu sudah cukup lama berdiri di dermaga itu, terlihat ia nampak melakukan peregangan pada kakinya dengan menekuk lututnya.

Air laut nampak berkilauan diterpa sinar matahari sore. Langit sedikit berawan. Tampak burung-burung camar mengitari kapal pesiar yang terlihat berayun-ayun di dermaga itu.

Pelabuhan itu selalu ramai dipenuhi orang-orang yang pergi dan datang. Seorang petugas pelabuhan berbadan tinggi menghampiri wanita di dermaga itu.

"Selamat sore, saya petugas pelabuhan baru disini, perkenalkan nama saya Dev, apakah ada yang bisa saya bantu?" Dev berdiri di sisi kanan wanita di dermaga itu..

"Hem...Tidak ada terimakasih." Wanita itu tidak mengalihkan pandangan ke laut lepas yang berkilauan. Suara ombak terdengar deburannya menghantam dermaga berkali-kali, mungkin wanita itu merasa ombak itu menghantam dadanya.

"Maafkan saya, apakah anda sedang menunggu kapal berangkat? Atau kapal yang pulang?" Tanya Dev sambil tersenyum dan menaikkan alisnya.

"Saya sedang menunggu kapal pulang, tidak perlu meminta maaf." Kata wanita itu sambil memasukkan kedua tangannya di saku mantelnya yang terletak di sisi kanan dan kiri mantel wol yang ia gunakan.

"Oh,,,, kalau begitu sebaiknya anda menunggu di tempat yang kami sediakan, anda bisa beristirahat di sana sambil membaca majalah, ada makanan dan minuman di sana." Dev melembutkan suaranya karena Dev merasa wanita itu sepertinya menatapmya dengan tatapan sebal.

"Aku hanya ingin menunggu di sini, di dermaga ini terimakasih." Katanya dan kembali menatap lautan lepas yang berkilauan di terpa matahari sore.

"Saya lihat anda sedang kelelahan dan angin cukup kencang, di sana anda bisa duduk dengan nyaman." Dev dengan suara membujuk.

"Kenapa kau ini, silahkan kau saja yang kesana... Saya tetap akan menunggu di sini. Silahkan pergi dari dekat ku !" Kata wanita itu dengan suara tegas dan wajah sebalnya.

"Oh,,, iya ,, ya maafkan saya. Kalau begitu silahkan Anda menunggu di sini." Dengan sedikit membungkukkan tubuh besarnya Dev sangat menyesal dan masih tetap menampakan wajah bersahabatnya.

"Terimakasih." Suara wanita di dermaga itu hampir tak terdengar.

"Aku harus melanjutkan pekerjaanku. Jika anda membutuhkan sesuatu, bisa Anda temui aku di dermaga itu." Dev menunjukkan jari telunjuknya di dermaga yang berada di seberang dermaga tempat mereka berdiri.

Wanita di dermaga itu menganggukkan kepalanya perlahan. Wanita itu kembali menekuk lututnya sebelah kanan sementara kaki kirinya menopang tubuhnya lalu tangannya memijit-mijit betisnya dengan lembut secara bergantian untuk kedua kakinya.

*****


"Dev,,,Dev,,, " Seorang petugas senior melambaikan tangannya pada Dev.

"Iya aku di sini." Dev membalas lambaian tangan petugas senior itu.

"Kau datanglah ke sini cepat ! Sebentar lagi kapal berangkat, kau tahu ini tugas pertama untukmu." Kata petugas senior itu.

"Baik, aku segera datang." Jawab Dev dengan penuh semangat.

Terdengar pengumuman tentang keberangkatan kapal dari pengeras suara yang di pasang pada setiap sudut dermaga.

Para petugas kapal dan pelabuhan sibuk menyiapkan keberangkatan. Orang-orang berdatangan dengan membawa ransel dan koper.

Nampak wanita itu masih menunggu di dermaga yang kosong.

Dev mengarahkan jembatan yang akan dipasang ke dek kapal. Dev menggerakkan tangannya memberi aba-aba agar jembatan dapat terpasang dengan baik.

Dev masih agak kaku melakukannya, karena ini tugas pertamanya. Akhirnya jembatan itu terpasang dengan sempurna dan siap untuk dilintasi oleh para awak kapal dan penumpang kapal. Dev beristirahat sebentar.

"Dev, ada dua ratus calon penumpang, ayo kau bantu aku untuk mengaturnya." Petugas senior meminta bantuan Dev.

"Baiklah." Jawab Dev dengan cepat.

"Pwwoooooommmm!!!" Suara klakson kapal menggetarkan dada para penumpang kapal.

Nampak petugas dermaga sibuk mengarahkan dan mengatur penumpang yang berbaris supaya dapat memasuki kapal dengan tertib.

Petugas ada yang berdiri di sisi kanan dan kiri pintu masuk kapal mereka menyambut penumpang dengan ramah.

Tak lebih dari enam puluh menit, penumpang sudah tidak terlihat lagi di dermaga. Pintu kapal ditutup dan jembatan di singkirkan dari dek kapal. Jangkarpun mulai di tarik..

Petugas ada yang berusaha melepaskan tali, menarik dan menggulungnya dari dermaga supaya kapal dapat berlayar.

Nampak penumpang melambaikan tangannya sebagai salam selamat tinggal pada keluarga yang mengantarnya di dermaga.

Dev menoleh ke dermaga tempat wanita itu menunggu. Rasa penasarannya membuat ia bertanya pada petugas senior.

"Siapa sebenarnya wanita itu ? Yang duduk sendirian di dermaga itu ?"

"Oh wanita itu, dia janda dari kapten kapal feri Dashun, dia ada di sana setiap hari Sabtu sore sampai hari mulai gelap, katanya dia menunggu suaminya pulang."

"Sejak kapan dia sering datang dan menunggu seperti itu, aku tidak mengerti ?"

"Sejak peristiwa kapal Dashun tenggelam di Laut Kuning Cina. Bahtera itu terbakar di tengah badai. Ratusan penumpang termasuk sang kapten tewas."

"Kenapa dengan wanita itu, masih di sini sampai sekarang ?"

"Aku juga tidak mengerti Dev, mungkin wanita itu merasa suaminya masih hidup dan akan pulang ke sini suatu saat nanti."

"Apakah dia tidak punya anak dan saudara.?"

Petugas senior itu mengangangkat bahu dan membuka kedua telapak tangannya. Dia menatap ke arah lautan.

"Lihat itu ada kapal yang menuju ke pelabuhan, ayo kita ke dermaga itu untuk bersiap-siap." Petugas senior itu mengarah ke dermaga tempat wanita itu menunggu. Dev mengikutinya.

"Itu Dashun." Kata wanita itu sambil mendekati Dev.

"Kau yakin Dashun akan datang.?" Tanya Dev pada wanita itu.

"Aku sangat yakin, dia hanya pergi, bukan untuk selamanya. Dia pasti pulang. Aku selalu mengingatnya dia sangat gagah dalam menjelajahi lautan, kau harus tahu itu." Wanita itu mengukir senyum di bibirnya yang tipis sambil mengerjapkan matanya yang tersapu angin.

Dev hanya diam, mungkin dia tidak tahu lagi kata-kata apa yang harus dia katakan pada wanita itu. Atau Dev sadar kalau kehidupan ini selalu saja tentang urusan yang tidak pernah selesai.

Tag : Wanita di Dermaga Wanita di Dermaga Wanita di Dermaga

Tags: Cerpen
Judul Wanita Di Dermaga
Author Diposting Oleh : Maya-Jeni Wap's 2016-10-11 00:35:02
Rating 3 / 5
Back to posts
Facebook Comments Plugin

Share On

 
 
MAYAJENI